Perusahaan agregator perdagangan elektronik asal Singapura, Shopback memandang kuartal keempat setiap tahun sebagai medan perang antar platform e-commerce.
Country Head of Shopback Indra Yonathan mengatakan platform e-commerce menggenjot transaksi e-commerce dengan memberikan promo hingga festival belanja online sampai akhir tahun.
“E-Commerce mulai gencar berkompetisi pada bulan September sampai Desember. Kuartal keempat ibarat Asian Games-nya para pelaku e-commerce untuk saling merebut hati masyarakat Indonesia untuk berbelanja online di platform masing masing,” kata Indra di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Senin (3/8).
Oleh karena itu untuk merangkum seluruh festival belanja online dan promo, Shopback meluncurkan kampanye Shopfest di tujuh negara. Tujuh negara tersebut adalah Singapura, Malaysia, Indonesia, Taiwan, Thailand, Australia dan Filipina.
Indra menargetkan total transaksi di tujuh negara tersebut sebesar Rp 1,5 triliun selama kuartal keempat. Target ini berkaca pada peningkatan sebesar 17 persen pada kuartal keempat 2017 dari kuartal keempat keempat 2016.
Pada kuartal keempat 2017, Shopfest mencetak total transaksi sebesar lebih dari Rp600 miliar dengan rata-rata belanja setiap orang menyentuh Rp497 ribu. Oleh karena itu Indra menargetkan total transaksi akan meningkat menjadi 25 persen sampai 30 persen.
“Perkiraan transaksi di Shopfest sebear 1,5 triliun di tujuh negara. Kami juga akan berikan cashback Rp30 miliar sepanjang Shopfest,” kata Indra.
Potensi E-Commerce Indonesia
Dalam kesempatan yang sama Chief Marketing Officer Lazada Indonesia Achmad Alkatiri mengakui e-Commerce di Indonesia masih menyimpan potensi yang sangat besar. Achmad mengatakan beberapa daerah di Indonesia bahkan tidak terbiasa melakukan belanja daring.
“Dari tahun 2012 sampai sekarang ini perkembangan e-Commerce sangat luar biasa. Bahkan belum berada pada puncaknya. Akan lebih banyak daerah Indonesia yang bisa belanja online karena masih banyak daerah yang belum biasa belanja online,” kata Achmad.
Country Brand Manager Shopee Indonesia Rezki Yanuar pada tahun 2014 diprediksi pasar e-Commerce berada di puncak dalam tiga tahun kemudian. Ternyata pasar e-Commerce hingga kini masih terus berkembang.
“Pada 2014 kami prediksi e-Commerce pada puncak tiga tahun kemudian. Ternyata kami salah prediksinya,” ujar Rezky.
VP Credit Card Group Bank Mandiri Haris Budiman mengatakan transaksi kartu kredit e-Commerce masih kecil dari total transaksi kredit. Kendati demikian Haris mengatakan perkembangan transaksi kredit meningkat lebih dari dua kali lipat setiap tahunnya.
“Kalau kita lihat secara porsi, total transaksi kredit e-Commerce masih sepuluh persen dari total transaksk kredit. Tapi perkembangan nya 102 persen itu dua kali lipat lebih dari tahun ke tahun,” ujar Haris.